Usia Ghozi masih 7 tahun ketika didiagnosa limfoma di leher kanan dan kirinya. Dokternya tak mau ambil resiko melakukan biopsi karena massa berada tepat di pembukuh darah utama di bagian lehernya. Dokternya kemudian hanya menyarankan pakai alat ECCT. Benjolan mulai mengempis bersamaam dengan pemakaian dan keluarnya reaksi pembuangan berupa ingus yang banyak dan terus menerus serta buang air kecil yang bau menyengat. Keluhannya berkurang seiring dengan pemakaian alat. Setahun pemakaian kondisinya relatif sudah normal, benjolan sudah tak terlihat, pusing dan pilek sudah hilang, aktivitas sudah kembali normal. Alat terus dipakainya hingga 3 tahun. Tak muncul kekambuhan. Pertumbuhannya normal. Melewati 10 tahun kondisi Ghozi normal dan aktif, sudah mulai masuk kuliah.

Gambar: Dari kanan ke kiri, foto fisik bagian colli kiri dan gambar hasil USG, foto fisik setelah pemakaian ECCT 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan 3 tahun yang menunjukkan benjolan berangsur hilang; Paling kiri: Foto Ghozi setelah melewati 3 tahun dan 10 tahun dalam kondisi sehat dan normal.
Mei 2014 di leher sebelah kiri Ghozi nampak benjolan. Awalnya tak dianggap serius. Tetapi benjolan terus membesar dengan cepat dari hari ke hari. Ibunya membawa Ghozi ke dokter umum. Tetapi dokternya tak mau memeriksa atau menyentuh dan menyarankan untuk periksa di rumah sakit besar di Tangerang. Hasil USG menunjukkan massa di kelenjar getah bening yang bergerombol di leher kanan dan kiri, terutama di kiri. Dugaan awal adalah limfoma. Dokter spesialis anak yang memeriksa Ghozi kemudian menyarankan untuk melakukan biopsi, tetapi kemudian dokternya mengatakan bahwa biopsi tak bisa dilakukan karena massa berada tepat di tengah-tengah pembuluh darah utama di bagian leher (arteri karotis dan vena jugularis). Dokter anak mengatakan biopsi perlu dilakukan di rumah sakit besar di Jakarta, tetapi saat itu sedang kehabisan reagan, sehingga tak bisa dilakukan.
Sementara biopsi tak bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosa dengan akurat, benjolan di leher Ghozi terus membesar. Dokter yang menangani awal menyarankan untuk memakai alat ECCT saja. Ghozi memulai pakai alat ECCT berupa alat penutup leher kanan dan kiri serta penutup kepala untuk preventif otak.
Pada dasarnya ECCT hanya bereaksi terhadap sel ganas, tak tergantung posisi kankernya. Semakin tinggi tingkat keganasan sel kanker semakin cepat reaksi sel mati. Tingkat keganasan sel berkorelasi dengan tingkat polaritas listrik. Untuk tingkat keganasan paling tinggi, i.e. tingkat polaritas tinggi, misalnya tipe limfoma non-Hodgkin difuse tanpa diferensiasi, 70-80% massa tumor dengan ukuran di bawah 10 cm bisa menyusut dalam waktu 1-3 bulan; untuk tingkat sedang 40-50% menyusut dalam 3-6 bulan, dan untuk tingkat rendah seperti tipe limfoma Hodgkin dengan diferensiasi baik untuk bisa menyusut 20-30% volumenya perlu waktu 6-12 bulan.
Penyusutan massa umumnya dibarengi oleh reaksi pembuangan melalui sistem eksresi tubuh seperti keringat, urin, pup atau pembuangan lain seperti dahak dan ingus. Untuk kasus limfoma dengan tingkat keganasan tinggi seperti limfoma non-Hodgkin reaksi pembuangan bisa keluar melalui hampir seluruh jalur eksresi tubuh seperti keringat yang agak lengket dan bau menyengat, urin yang keruh dan bau menyengat, pup yang bau sangat menyengat, berlendir dan sering gelap atau bahkan hitam, serta pembuangan lain seperti dahak yang banyak tetapi tidak terlalu lengket. Sementara itu, untuk tipe dengan keganasan rendah umumnya reaksi pembuangan relatif minimal, hanya berupa buang gas dan buang air kecil yang berlebih dan kadang-kadang buang air besar yang sedikit lengket cenderung bercampur lemak.
Reaksi pembuangan yang dialami oleh Ghozi lebih banyak berupa ingus dan buang air kecil yang bau menyengat, buang air besar dan ekskresi lain relatif normal. Ingus keluar seperti tak ada henti-hentinya, tidak terlalu lengket, ia seperti mengalami pilek yang tak ada henti-hentinya.
Reaksi pembuangan yang dialami Ghozi cenderung bukan tipe limfoma, tetapi lebih mengarah ke kanker nasofaring dengan tingkat keganasan tinggi seperti tipe sel kanker skuamosa tak berkeratin dengan tingkat diferensiasi buruk. Tipe sel ini sangat cepat menyebar ke kelenjar getah bening di leher baik kanan dan kiri. Dari hasil USG Ghozi nampak sudah ada pembesaran kelenjar getah bening di leher kanan dan kiri dengan bagian leher kiri yang lebih besar. Karakter pembuangan seperti ini lebih cenderung massa berasal dari area rongga hidung (nasofaring), daripada massa primer di kelenjar getah bening di leher. Kasus limfoma tak mengalami penyebaran dari sebelah leher satu ke sebelah leher yang lain; Hal ini menguatkan bahwa yang dialami oleh Ghozi lebih cenderung kanker nasofaring. Secara stadium sudah masuk kategori 4 karena sudah ada penyebaran ke kelenjar getah bening di bagian coli kanan dan kiri dengan ukuran cukup besar (>5 cm).
Respon kanker nasofaring terhadap ECCT juga tergantung pada tingkat keganasan, tetapi reaksi dan progres secara umum lebih lama dibanding dengan tipe limfoma. Untuk tingkat keganasan paling tinggi, misalnya tipe sel kanker skuamosa, untuk menyusutkan 70-80% massa tumor dengan ukuran di bawah 3-5 cm perlu waktu 3-6 bulan; untuk tingkat sedang 40-50% menyusut dalam 6-9 bulan; dan untuk tingkat rendah seperti tipe sel kanker skuamosa dengan diferensiasi baik perlu waktu 12-15 bulan untuk menyusut 20-30%.
Kanker nasofaring umumnya lebih liat dibanding dengan limfoma, penyebaran di bagian leher relatif masih bisa terbuang dan massa tumor bisa mengecil untuk tipe keganasan tinggi. Tetapi untuk tingkat keganasan sedang ke rendah, sel kanker yang mati banyak mengandung kalsium dan lemak, jalur pembuangan melalui saluran kelenjar getah bening mudah terhambat, sehingga mudah terjadi penyumbatan dan peradangan. Pemakaian ECCT terhadap kasus kanker nasofaring dengan tingkat keganasan sedang ke rendah yang sudah terjadi penyebaran signifikan ke kelenjar getah bening di leher umumnya perlu kombinasi dengan kemo agar cukup efektif menahan peradangan.
Respon Ghozi terhadap ECCT relatif cepat. Pemakaian 1 bulan muncul reaksi pembuangan berupa ingus yang banyak dan terus menerus serta buang air kecil yang lebih sering dan bau menyengat. Reaksi pembuangan lain relatif normal. Seiring dengan keluarnya reaksi pembuangan tubuh, benjolan di lehernya mulai mengempis. Melihat dari reaksi pembuangan dan kecepatan progres pengecilan massa, tipe sel yang dialami oleh Ghozi lebih cenderung tipe kanker nasofaring dengan tipe sel kanker skuamosa non-keratin tanpa diferensiasi. Karakternya juga bukan radang biasa, karena massa baru hilang setelah kurang lebih setahun pemakaian. Radang biasa bisa hilang dengan pakai ECCT dalam beberapa minggu. Untuk tingkat efektivitas terapi yang lebih baik sesuai dengan karakter respon terapi terhadap alat, Ghozi dibuatkan tambahan alat baru untuk mencover bagian muka dan nasofaring. Tambahan alat baru membuat respon pembuangan melalui ingus semakin banyak, keluhan pusing relatif lebih cepat hilang. Setelah 6 bulan benjolan relatif sudah tak teraba meskipun belum benar-benar hilang, keluhan juga berkurang. Setelah setahun pemakaian benjolan di leher Ghozi sudah tak teraba, pusing yang dialaminya di awal pemakaian dan ingus yang keluar terus-menerus sudah berhenti. Kondisi umum dan aktivitasnya sudah kembali normal.
Ghozi terus memakai alat hingga 3 tahun untuk mencegah muncul kembali dan penyebaran. Pemakaian selama 3 tahun untuk tipe kanker dengan keganasan tinggi umumnya cukup untuk mencegah kekambuhan dan penyebaran (tuntas). Ghozi tak mengalami kekambuhan setelahnya, pertumbuhannya juga normal. Melewati 10 tahun kondisi Ghozi sehat, normal dan aktif. Saat ini ia sudah mulai masuk kuliah. Semoga tetap sehat buat Gozhi (WS).