Pak Taufik Sarmin diagnosa kanker lidah stadium 4 tahun 2019. Hasil biopsi menunjukkan tipe adenoid cystic carcinoma. Ukuran massa sudah cukup luas hampir memenuhi seluruh lidah bagian kanan dan sudah melewati garis tengah lidah menjorok ke kiri. Secara medis ia harus menjalani operasi, dilanjutkan kemo dan radiasi. Itu pun tak menjamin tak muncul lagi dan menyebar, terutama untuk stadium akhir. Ia tak memilih operasi, sebagai gantinya Pak Sarmin memakai ECCT. Efek kanker lidah sangat sakit, demikian juga proses terapinya, termasuk dengan ECCT. Pak Sarmin berhasil menjalani proses yang berat itu melewati 5 tahun, kankernya bisa dibilang sudah bersih tanpa operasi.
![Gambar: Kanan: Hasil MRI bagian kepala leher Pak Sarmin bulan Nopember 2019 menunjukkan massa yang sangat padat pada area lidah depan kanan; Tengah: Hasil MRI bagian kepala leher tahun 2023 setelah pemakaian ECCT, menunjukkan massa yang tingkat kepadatannya jauh berkurang, kemungkinan bersisa jaringan parut bekas kanker; Kiri: Photo Pak Sarmin ketika mencapai 5 tahun sebagai penyintas kanker.](https://ecctcancersurvivors.com/wp-content/uploads/2024/12/Taufik-Sarmin-1024x576.webp)
Gambar: Kanan: Hasil MRI bagian kepala leher Pak Sarmin bulan Nopember 2019 menunjukkan massa yang sangat padat pada area lidah depan kanan; Tengah: Hasil MRI bagian kepala leher tahun 2023 setelah pemakaian ECCT, menunjukkan massa yang tingkat kepadatannya jauh berkurang, kemungkinan bersisa jaringan parut bekas kanker; Kiri: Photo Pak Sarmin ketika mencapai 5 tahun sebagai penyintas kanker.
Kanker lidah termasuk jenis kanker yang sulit ditangani dan efek yang dirasakan oleh pasien juga sakit luar biasa. Tingkat survival juga termasuk sangat rendah, untuk stadium 4 tingkat survival 4 tahun hanya 12%.
Secara medis tindakan yang harus dilakukan adalah operasi, lanjut radiasi dan kemo. Itu pun tak menjamin tak akan tumbuh lagi dan menyebar. Untuk massa yang sudah besar sebagian besar atau seluruh lidahnya harus diangkat, ditambah dengan radiasi dan kemo bisa berdampak lidahnya tak bisa merasakan apa-apa seumur hidup.
Dengan ECCT pun tipe ini bukan pilihan yang mudah. Proses sel kanker pecah dengan paparan medan listrik bisa menyebabkan sakit luar biasa.
Pak Sarmin tetap memilih pakai ECCT tanpa operasi. Rasa sakit yang paling berat dirasakannya terutama 3-4 bulan pertama. Rasa sakit perlahan berkurang seiring meluruhnya massa kanker menjadi lendir pekat tercampur dalam air liur. Bertahun-tahun ia berjuang menahan sakit dan mengeluarkan air liur pekat yang berasal dari kanker yang meluruh.
Seiring dengan meluruhnya jaringan kanker keluar menjadi lendir, tingkat kepadatan jaringan berdasarkan hasil MRI berangsur berkurang. Dengan ECCT massa tumor tidak menyusut seperti efek kemo yang membuat pembengkakan berkurang, sehingga secara volume menyusut meskipun sering kanker tidak mati. Dengan ECCT sel kanker mengalami pecah (lysis), pecahan sel berubah menjadi cairan seperti lendir yang mengalir ke jaringan sekitar. Sehingga pada masa awal pemakaian di bawah 6 bulan pada gambar MRI massa tumor nampak melebar, tetapi dengan tingkat kepadatan yang semakin berkurang. Hal itu yang terjadi pada perkembangan terapi yang dialami oleh Pak Sarmin menurut hasil MRI 2 dan 4 tahun pemakaian.
Setelah 5 tahun, Alhamdulillah, kondisi Pak Sarmin baik, sehat dan aktif. Kankernya relatif sudah bersih, kecuali kemungkinan jaringan parut yang masih sisa membuat lidahnya masih terasa mengganjal. Selama 5 tahun tak ada penyebaran ke kelenjar getah bening, atau organ lain. Paru-paru dan organ lain tetap normal.
Lidahnya masih utuh tanpa operasi, kecuali sedikit bekas biopsi dan jaringan parut bekas kanker. Kemampuan indera mencicipi relatif tak terpengaruh.
Semoga tetap sehat buat Pak Sarmin.