Kisah seorang ibu menghadapi kanker dan kehamilan hingga akhirnya bisa mendapatkan keturunan dan sekaligus terbebas dari kanker.
Bu Ani bersama suaminya sebelumnya telah menjalani segala macam cara selama 5 tahun sejak tahun 2013 untuk mendapatkan keturunan sebelum upayanya harus dihentikan karena program kehamilannya justru berefek pada munculnya kanker di payudaranya.
2018 hasil USG menunjukkan adanya benjolan di payudaranya, ukurannya sudah mencapai 1.5 cm. Hasil biopsi menunjukkan ganas. Dokternya memberikan saran untuk menghentikan program kehamilannya. Bukan hanya itu tetapi juga harus dilakukan pengangkatan payudaranya dan kemungkinan juga rahimnya. Akibatnya ia tak akan bisa mendapatkan keturunan selamanya. Keputusan yang tak mudah baginya dan suaminya.
Akhirnya ia memutuskan untuk pakai alat ECCT dan menghentikan program kehamilannya dengan suntik hormon. Dengan ECCT memungkinkan terapi kanker bagi ibu hamil dan juga tanpa harus operasi pengangkatan payudara.
Respon ECCT selama setahun pemakaian relatif stagnan, tak mengalami penyusutan, tetapi relatif tak berkembang juga. Kemungkinan efek suntikan hormon sebelumnya masih berpengaruh pada aktifitas kanker di dalam tubuhnya, menyebabkan efek terapi yang tak bisa optimal.
Baru di awal 2022 benjolan di payudaranya mulai tak teraba. Hasil USG masih terdeteksi kecil ukuran sekitar 0.5 cm. Bu Ani terus pakai alat ECCT. Mulai pertengahan 2022 ia dinyatakan positif hamil secara alami. Padahal ia sudah lama berhenti program kehamilan
Mekanisme efek ECCT memungkinkan bisa membantu kehamilan secara alami melalui efek membersihkan lapisan permukaan rahim yang kotor yang menyebabkan kegagalan proses kehamilan. Bu Ani sempat mengeluarkan cairan seperti keputihan selama pakai ECCT.
Ia menjalani kehamilan dan melahirkan secara normal. September 2023 anaknya telah berumur 5 bulan, bertepatan Bu Ani mencapai 5 tahun terbebas dari kanker dari sejak pertama divonis kanker.
Semoga tetap sehat buat Bu Ani dan bayinya; Semoga menjadi anak yang pintar, sehat dan solehah (WS).