Kisah pengguna ECCT pertama untuk kanker pankreas stadium 4 yang melewati 10 tahun dan dinobatkan sebagai survivor kanker pankreas stadium 4 terlama di Australia.
Kanker pankreas dan sudah menyebar ke liver; Kalau terdiagnosa demikian kemungkinan harapan bisa bertahan lama sangat tipis. Kanker pankreas masih masuk daftar penyakit kanker yang paling mematikan di dunia.Banyak nama besar dunia gugur dalam berjuang melawan kanker jenis ini.
Tetapi Bapak Budi Santoso berhasil membalikkan semua kemungkinan terburuk itu. Diawali dari hasil pemeriksaan dan diagnosa dokternya di Australia tahun 2014 yang menyatakan kanker pankreas yang sudah menyebar luas di livernya, belum lama Pak Budi dinyatakan oleh lembaga kanker Australia sebagai pemegang rekor survivor kanker pankreas stadium 4 terlama dan dalam kondisi sehat. Kankernya telah lama dinyatakan bersih.
Tahun 2014 hasil CT scannya menunjukkan adanya tumor di pankreas sebesar 1.6 cm, disertai kalsifikasi yang menandakan proses keganasan dan nodul di liver yang tersebar di seluruh liver dengan berbagai ukuran yang terbesar mencapai 3.6 cm.
Tak banyak alternatif yang ada secara medis, baik di Australia maupun di dunia, Pak Budi pulang ke Indonesia dan datang ke C-Care Riset Kanker diantar oleh adiknya yang seorang dokter untuk mengajukan permohonan dibuatkan alat ECCT.
Alat ECCT yang dibuatkan saat itu berupa corset yang menutupi seluruh perut termasuk bagian pankreas dan liver. Ia disarankan memakai selama 4X1 jam per hari selama bulan pertama. Masuk bulan kedua pemakaian dinaikkan menjadi 4X2 jam.
Semua reaksi muncul beberapa hari setelah pemakaian alat seperti reaksi ECCT pada umumnya berupa air seni yang bau menyengat, buang air besar yang berwarna gelap/hitam dan bau menyengat, serta buang gas yang terlalu sering.
Setelah pemakaian selama 3 bulan, kondisi umumnya baik/sehat, tak ada keluhan, rasa sakit yang dirasakan sebelumnya sudah hilang. Hanya hasil PET scan menunjukkan adanya ukuran massa yang cenderung membesar, tetapi tak ada indikasi penyebaran baru.
Dari pihak C-Care menjelaskan bahwa pembesaran massa dibandingkan dengan ukuran sebelumnya bisa terjadi karena ada jeda lebih 3 bulan sebelum pakai alat. Dan proses inflamasi akibat penumpukan sel-sel mati yang belum terbuang dalam waktu 3 bulan bisa terjadi, menyebabkan nodul lama cenderung membengkak, sebelum akhirnya akan terbuang secara perlahan lewat buang air kecil dan besar. Tak adanya nodul baru menunjukkan bahwa proses penyebaran berhenti selama 3 bulan pemakaian alat.
Kondisi Pak Budi secara fisik tak ada masalah. Ia meneruskan pemakaian alat ECCT sambil terus melanjutkan pemeriksaan rutin oleh dokternya di Australia.
Dari tahun ke tahun kondisinya semakin membaik. Alatnya sudah tak dipakai setelah kankernya dinyatakan bersih 5 tahun yang lalu.
Ia telah menjadi warga negara Australia dan tinggal menetap di Australia bersama isterinya. Dalam usianya yang saat ini sudah 80 tahun kondisinya sangat baik. Ia masih bisa mengikuti aktifitas bersama isteri dan teman-temannya seperti naik gunung dan hiking.
Setiap harinya ia bangun jam 2 pagi, mandi dan sholat tahajud dan berdoa untuk orangtua dan saudara-saudaranya yang telah dahulu mendahului, untuk isterinya, dan anak-anak serta cucu dan cicitnya meskipun belum dikaruniai, kemudian diteruskan membaca Al-Quran hingga menjelang fajar dan berangkat ke mesjid untuk sholat subuh.
2023 yang lalu Pak Budi mendapat penghargaan dari sebuah lembaga kanker Australia sebagai pemegang rekor terlama kasus kanker pankreas stadium 4 yang telah menyebar ke liver dan dalam kondisi sehat.
10 tahun sebagai survivor sejak pertama kali didiagnosa dalam kondisi sehat dan terbebas dari kanker. Semoga tetap sehat hingga usia 90, 100 dan seterusnya buat Pak Budi Santoso (WS).
Tentang ECCT: